Diskusi Perekonomian Indonesia dan Perkembangan Yield Obligasi Negara


Posting pertama blog ini, kami meng-upload rekaman suara diskusi mengenai perekonomian Indonesia terkini dalam kaitannya dengan perkembangan yield (imbal hasil, definisinya bisa dilihat di website investopedia) yang dihelat di kantor Kementerian Keuangan RI pada hari Kamis tanggal 19 November 2015. Narasumber presentasi ini adalah Bpk. Fakhrul Fulvian, economist dari Bahana Sekuritas, thank you for enlightening us Pak!

Topik bahasan yang dibahas terdiri dari dua hal:
  1. Sovereign yield analysis, business cycle approach
  2. 2016 Indonesia economy outlook "recovery time"
Diskusi membahas seputar kaitan antara tren yield obligasi negara yang cenderung meningkat sepanjang tahun 2015 dengan kondisi perekonomian Indonesia. Dibahas pula kebijakan fiskal dan moneter yang tentunya memiliki dampak besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk rekomendasi narasumber untuk besaran BI rate kedepannya.


Beberapa hal yang menjadi catatan menarik adalah sebagaimana berikut:
  1. Yield Surat Utang Negara dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu structural factor (national wealth levels, country risk profile, inflation expectation, dan GDP growth & expected return) dan cyclical factor (demand for money dan monetary policy stance).
  2. Business cycle dari perekonomian suatu negara dapat dibedakan ke dalam empat fase, yaitu recession, recovery, overheating, dan stagflation. Secara historis, untuk Indonesia tiap fase akan berulang setiap lima tahun sekali.
  3. Pada beberapa kasus di Jepang, India, dan Thailand; GDP per capita berbanding terbalik dengan government yield. Dalam artian, ada kecenderungan yield akan mengalami penurunan apabila GDP per capita meningkat.
  4. Adapun secara statistik, dengan menggunakan data quarterly dari 3Q2008 s.d. 3Q2015 (29 observasions after adjustments), beberapa determinan yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan yield SUN (tenor 10 tahun; data yang digunakan perubahan yield secara year on year) adalah:
    • Yield US (tenor 10 tahun; perubahan yield secara year on year), dengan lag 4 quarter sebelumnya;
    • Inflasi;
    • Output Gap ([real GDP growth/potential GDP growth]-1); dan
    • Fiscal balance (1st differences), dengan lag 4 quarter sebelumnya.
  5. Diperkirakan, pada tahun 2016 output gap Indonesia masih berada pada posisi negatif, dan akan rebound ke posisi positif mulai awal tahun 2017
Pada sebagian kecil dari sesi rekaman ini memang sengaja dihilangkan karena sifatnya yang off the record, sorry for that



Bahan softcopy presentasi dapat diunduh pada tautan berikut:
  1. Sovereign yield analysis, business cycle approach
  2. 2016 Indonesia economy outlook "recovery time"
Enjoy learning, cheers!

Vega

Seorang blogger yang menulis di blog ini bersama dengan istrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com